Seni pertunjukkan
adalah seni yang memayungi beberapa ragam seni. Beberapa diantaranya adalah
seni tari, seni teater, film, dan seni musik. Dalam pembahasan ini penulis akan
menjabarkan nasyid, sebuah pertunjukkan yang merupakan salah satu anak cabang
dari seni musik. Nasyid merupakan suatu kesenian islami yang berasal dari tanah
Arab. Nasyid memiliki arti ansyada-yunsyiddu,
yang artinya bersenandung. Lirik-lirik dalam nasyid berisi puja-pujian,
permohonan, atau terkadang doa terhadap Allah sang pencipta. Topik yang
disajikan pun beragam, mulai dari hubungan antar sesama, hijrah, shalawat, perjuangan, pernikahan, aqidah, orang tua, dsb. Nasyid dahulunya dibawakan secara acapella,
ataupun dengan tambahan gendang saja. Namun, seiring berjalannya waktu, nasyid
berkembang dan menggunakan instrumen-instrumen musik lainnya, seperti gitar,
piano, seruling, ataupun biola untuk membawakan pesan islam (media dakwah).
Lagu dari Yusuf Islam and Children, “Bismillah”, menjelaskan seorang muslim yang memulai segala sesuatu yang baik dengan kata Bismillah. Yusuf yang notabene seorang muallaf mencoba mengajarkan anak-anak yang merupakan stage yang baik sebagai seorang pembelajar, bahwa segala sesuatu ada aturannya. Bismillah adalah ucapan untuk membuka dan alhamdulilah adalah ucapan untuk menutup.
Sejarah Nasyid
Nasyid adalah suatu
kesenian yang dipercaya berkembang dari zaman Rasullullah SAW yang ketika itu
hijrah dari Makkah ke Madinah atau yang dahulunya bernama Yastrib. Ketika itu
kaum Anshar (kaum penolong) menyambut kedatangan rasul dengan penuh sukacita
diiringi senandungan yang sekarang kita sebut dengan nasyid. Semakin lama
nasyid di Arab dan luar negeri berkembang sesuai dengan kondisi di masa pada
saat itu. Sebagai contoh, ketika Israel dan sekutunya Amerika berusaha
menguasai Timur Tengah, nasyid memberi warna dengan menyajikan lirik-lirik
perjuangan yang ditujukan untuk menjadi penyemangat para mujahid yang sedang berjihad.
Sejarah Nasyid di Indonesia
Masuknya
nasyid ke Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh musik qasidah. Qasidah
masuk lebih dahulu ke Indonesia daripada nasyid. Pada awal 1966/1967, hampir
semua wilayah memiliki tim qasidah. Qasidah ini lalu berkembang menjadi qasidah
gambus. Salah satu grupnya, yaitu El-Surayya mengembangkan sayap dari qasidah
ke nasyid. Nasyid di Indonesia mulai masuk di kampus-kampus pada tahun 80-an.
Ketika itu, nasyid dibawa oleh aktivis-aktivis kampus. Liriknya pun masih
berbahasa Arab. Kemudian nasyid berkembang tidak hanya di kalangan mahasiswa
saja, melainkan juga di masyarakat umum. Nasyid sebenarnya telah mengalami
pergeseran makna. Nasyid berarti senandung bukanlah nyanyian. Sedangkan
nyanyian dalam bahasa Arab lebih diistilahkan dengan Al-Ghina. Entah siapa yang membawa pergeseran makna tersebut. Yang
jelas, munsyid (panggilan untuk penyanyi nasyid) mampu mengambil perhatian
masyarakat awam akan kebutuhan lagu islam.
Posmodernitas dalam Nasyid
Nasyid adalah musik
yang berkembang sesuai dengan periode posmodernisme. Ia memberi pesan bagi
seluruh umat manusia dan muncul sebagai perlawanan terhadap musik-musik modern
beraliran rock, R & B, hip-hop, pop, dangdut, atau musik-musik yang
beraliran musik barat yang sekarang ada. Ia hadir bukan sembarang hadir. Namun,
mempunyai tujuan dan aturan-aturan tertentu. Tujuan utamanya adalah menyiarkan
agama Islam secara universal. Nasyid hadir dengan tema dan lirik seputar dakwah
dan kehidupan saja. Jarang sekali atau bahkan tidak pernah kita temukan nasyid
bertemakan percintaan sepasang kekasih. Adapun tema cinta dipilih karena ingin
menyampaikan pesan cinta terhadap sang Pencipta atau sesama saja. Nasyid
bertujuan sangat baik, oleh karena itu dibawakan dengan jalan dan cara yang
baik, munsyid haruslah bernyanyi menggunakan pakaian sesopan mungkin sesuai
dengan syariat Islam. Alat musik dalam nasyid sebenarnya dibatasi, hanya berupa
acapella, sesuai dengan syariat yang telah ditetapkan.
Penandaan posmodernitas
pada nasyid sangatlah jelas terlihat dengan adanya perubahan-perubahan yang
ditampilkan nasyid. Bila pada sebelumnya Indonesia dikenal dengan music rock,
pop, dangdut, dsb, nasyid memberi warna baru dengan tatanan objek yang rapi dan
kondisi yang sarat dengan makna. Nasyid datang sebagai pendekonstruksi seni
musik lain yang tidak sesuai dengan Islam.
Nasyid dan Feminisme
Grup vokal “Bestari”,
pada awal tahun 90-an menandai kemunculannya dalam dunia nasyid yang selama ini
disemarakkan oleh kaum lelaki. Grup vokal yang digawangi oleh Asma Nadia ini
mendapatkan pro-kontra. Sebagian mendukung karena kelahiran Bestari merupakan
sebuah dorongan bagi muslimah lain untuk bangkit dari pundak lelaki. Bestari
mengatakan bahwa wanita memliki potensi lebih baik daripada pria dalam hal
bernyanyi. Sebagian lain kontra terhadap pernyataan tersebut.
Feminisme ternyata
tidak melulu dikaitkan dengan kesetaraan dalam bidang pekerjaan maupun politik
saja dalam hal ini. Pada sisi lain, masalah feminisme telah merasuk ke dalam
seni musik yang satu ini, sehingga pada awal mula kelahirannya, Bestari
mendapat beberapa kecaman karena berusaha mendobrak masuk ke wilayah yang
seharusnya tak terjamah wanita. Dalam Islam memang banyak ulama yang
berpendapat bahwa suara wanita dapat menyebabkan bangkitnya syahwat lelaki yang
dapat menimbulkan hawa nafsu. Karena dalam Islam, suara wanita merupakan aurat.
Islam telah mengatur sesuatu sedemikian rupa, sehingga keindahan wanita dapat
disalurkan lewat media-medianya yang lain, seperti menulis atau membuat seni-seni
rupa dan kriya, seperti melukis, merajut, membuat keramik, dsb.
Kritik Seni terhadap Nasyid dari Yusuf Islam and Children - Bismillah
I am a Muslim, the things I say
In everything I do everyday
We are Muslims, the things we say
In everything we do everyday
Oooh, Bismillah,
Oooh, Alhamdullillah (x2)
I am a Muslim and this I know
I need to eat so that I will grow
We are Muslims and this we know
We need to eat so that we will grow
When we eat we say Bismillah
When we’re full, we say Alhamdullillah (x2)
Water, juice and milk, these I think
Are so delicious for me to drink
Water, juice and milk, these we think
Are so delicious for us to drink
When we drink we say, Bismillah
When we’re done we say Alhamdullillah (x2)
Going out with my mum and dad
Coming home, oh what fun we had
Going out with our mum and dad
Coming home, oh what fun we had
Driving in the car, Bismillah
Coming safely home, Alhamdullillah (x2)
I go to sleep saying Allah’s name
And in the morning I do the same
We go to sleep saying Allah’s name
And in the morning we do the same
When we sleep we say Bismillah
When we rise we say Alhamdullillah (x2)
In everything I do everyday
We are Muslims, the things we say
In everything we do everyday
Oooh, Bismillah,
Oooh, Alhamdullillah (x2)
I am a Muslim and this I know
I need to eat so that I will grow
We are Muslims and this we know
We need to eat so that we will grow
When we eat we say Bismillah
When we’re full, we say Alhamdullillah (x2)
Water, juice and milk, these I think
Are so delicious for me to drink
Water, juice and milk, these we think
Are so delicious for us to drink
When we drink we say, Bismillah
When we’re done we say Alhamdullillah (x2)
Going out with my mum and dad
Coming home, oh what fun we had
Going out with our mum and dad
Coming home, oh what fun we had
Driving in the car, Bismillah
Coming safely home, Alhamdullillah (x2)
I go to sleep saying Allah’s name
And in the morning I do the same
We go to sleep saying Allah’s name
And in the morning we do the same
When we sleep we say Bismillah
When we rise we say Alhamdullillah (x2)
Lagu dari Yusuf Islam and Children, “Bismillah”, menjelaskan seorang muslim yang memulai segala sesuatu yang baik dengan kata Bismillah. Yusuf yang notabene seorang muallaf mencoba mengajarkan anak-anak yang merupakan stage yang baik sebagai seorang pembelajar, bahwa segala sesuatu ada aturannya. Bismillah adalah ucapan untuk membuka dan alhamdulilah adalah ucapan untuk menutup.
Yusuf Islam menyajikan
lagu untuk anak-anak dengan suguhan acapella yang menarik. Lirik yang simpel
dipadukan dengan tema yang ringan bagi anak-anak, membuat lagu ini sempat booming di pasar dunia. Walaupun tidak
menggunakan piano, biola, gitar, atau drum sebagai instrumen penghibur, Yusuf Islam
and Children mampu membawakan nasyid ini dengan style yang disukai anak-anak pada umumnya.
Pada lagu ini Yusuf
tidaklah bernyanyi, Ia hanya memberi sentuhan acapella pada lagu yang
dinyanyikan oleh anak-anak. Ia memberi nilai keindahan pada nasyid ini dengan backing vocal yang cocok dengan karakter
suara si anak. Pada awal mula lagu tersebut, terdapat intro dari seorang guru
untuk anak-anak muridnya. Guru menanyakan apa yang harus dibaca sebelum memulai
sesuatu dan anak-anak menjawab “Bismillah”. Kemudian guru menanyakan apa arti
dari bismillah, seorang murid
menjawab dengan mengatakan “Dengan menyebut nama Allah”. Hal tersebut merupakan
attention getter yang baik dalam
sebuah lagu, apalagi penikmat lagu tersebut adalah anak-anak.
Selain
memberi nilai keindahan, Yusuf
juga memberi nilai pengetahuan dan kehidupan. Coba kita lihat liriknya:
I am a Muslim, the things I say
In everything I do everyday
We are Muslims, the things we say
In everything we do everyday
Oooh, Bismillah,
Oooh, Alhamdullillah
In everything I do everyday
We are Muslims, the things we say
In everything we do everyday
Oooh, Bismillah,
Oooh, Alhamdullillah
Dari lirik di atas, Yusuf mencoba memberi pesan terhadap
anak-anak khususnya, dan dewasa pada umumnya, bahwa yang harus dilakukan
seorang muslim adalah mengucapkan bismillah
dan alhamdulillah di sela-sela
kegiatan kita.
Selain
itu, bait keempat, keenam, kedelapan, dan kesepuluh juga mengajarkan kita untuk
menyisipkan dua kata tersebut pada saat memulai atau mengakhiri makan, memulai
atau mengakhiri minum, ketika ingin bepergian atau pulang, dan ketika ingin
tidur dan bangun tidur.
Melihat
dari segi teori jarak psikis, tentulah nasyid ini sangat membantu anak-anak
dalam belajar mengenai Islam, tetapi sekarang ini lagu-lagu seperti ini sudah
mulai ditinggalkan layaknya lagu-lagu anak yang terkenal di era 90-an. Orang
lebih banyak acuh tak acuh dengan nasyid anak seperti ini.
Pengaruh Nasyid di Kalangan
Pemuda
Memang tak dapat dipungkiri bahwa nasyid telah membawa
pembaharu bagi pemuda muslim dewasa ini. Nasyid telah berubah menjadi trend di
kalangan pemuda. Ada yang tetap memegang teguh cita-cita nasyid itu sendiri
yakni menyiarkan suara Islam melalui syair untuk membendung arus musik-musik
barat. Namun terjadi juga pergeseran dengan menjadikan nasyid sebagai sebuah
hal untuk menyalurkan perasaan hati dalam hal ini mengenai cinta lawan jenis.
Nasyid-nasyid yang memiliki pergeseran
tersebut mempengaruhi sebagian pemuda dari segi tingkah laku yang menyerupai
pemuda yang mendengarkan musik biasa dan melupakan cita-cita besar dari nasyid
itu sendiri.
Daftar
Pustaka
Al-Manhaj. 2006. “Nasyid-Nasyid Islami Adalah Kekhususan
Orang-Orang Sufi”. Dalam http://www.almanhaj.or.id/content/1734/slash/0
Kamal,
Mundzir. 2008. “Sejarah Perkembangan Nasyid di Nusantara dan Sumbangannya
sebagai
Medium Dakwah”. Dalam http://rakanfarhan.wordpress.com/2008/07/28/sejarah-perkembangan-nasyid-di-nusantara-dan-sumbangannya-sebagai-medium-dakwah/.
Lirik
Nasyid. 2009. “Bismillah”. Dalam http://liriknasyid.com/index.php/lirik/detail/4085/yusof-
islam-and-children-bismillah.html.
Maktabah Jamilah. 2010. “Hukum Nasyid Islami”. Dalam http://www.maktabah-jamilah.blogspot.com/2010/04/hukum-nasyid-islami.html
Nasyid
Center. 2012. “Pengertian Nasyid”. Dalam http://www.nasyid-
center.com/2012/03/pengertian-nasyid.html.
Tim
Estetika Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta. Estetika: Sastra, Seni, dan
Budaya.
2008. Jakarta: UNJ Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar