Resume buku “Tarbiyah Dzatiyah”
Oleh Bella Annisa Asri
Dari buku karya: Abdullah
bin Abdul Aziz al-Aidan
Tarbiyah Dzatiyah adalah pembinaan seseorang terhadap dirinya
dengan dirinya sendiri dengan beragam metode dalam berbagai sisi.
Urgensi:
Menjaga
diri sendiri lebih didahulukan dari menjaga diri orang lain (Q.S. At-Tahrim:6)
Jika
bukan diri kita sendiri yang mentarbiyah diri sendiri, lalu siapa lagi? (Q. S.
At-Thagabun:9)
Hisab
kelak bersifat individual (Q.S. Maryam:95) dan (Q.S. Al-Isra:13-14)
Tarbiyah
dzatiyah lebih mampu mengadakan perubahan
Tarbiyah
dzatiyah adalah sarana tegar (tsabat) dan istiqomah
Sarana
dakwah yang paling kuat pengaruhnya
Cara
yang benar untuk memperbaiki realitas yang ada
Tarbiyah
dzatiyah istimewa
Sebab-sebab
ketidakpedulian terhadap tarbiyah dzatiyah:
Minim
ilmu
Ketidakjelasan
sasaran dan tujuan
Ketergantungan
terhadap dunia
Pemahaman
yang salah tentang tarbiyah
Minimnya
basis-basis tarbiyah
Kurangnya
para murabbi (pembina)
Panjang
angan-angan
Kecenderungan
untuk berpangku tangan dan bermalas-malasan
Sarana tarbiyah dzatiyah:
Sarana
pertama: muhasabah (meneliti kebaikan dan keburukan atas dirinya sendiri) (Q.S
Al-Hasyr:18)
1.
Urgensi
muhasabah secara rutin
2.
Membuat
skala prioritas
3.
Jenis-jenis
muhasabah:
·
Muhasabah
sebelum berbuat (merenung sehingga tidak melakukan perbuatan tidak baik)
·
Muhasabah
setelah berbuat (muhasabah atas ketaatan pada Allah, muhasabah atas
perbuatan, muhasabah atas sesuatu yang mubah dan wajar)
perbuatan, muhasabah atas sesuatu yang mubah dan wajar)
4.
Muhasabah
waktu
5.
Ingat
hisab terbesar
Sarana
kedua: taubat atas segala dosa (Q.S.
At-Tahrim:8)
1.
Hakikat
dosa: melakukan apa yang dilarang, tidak megikuti apa yang diperintahkan
2.
Syarat
taubat: menyesali dosa masa lalu dan bertekad tidak mengulanginya
3.
Semua
dosa adalah kesalahan
4.
Hukuman
di dunia
5.
Termasuk
tipuan musuh kita
Sarana
ketiga: mencari ilmu dan memperluas wawasan
Kiat:
1.
Menghadiri
pengajian mingguan masjid
2.
Menghadiri
ceramah-ceramah ilmiah dan tarbiyah
3.
Rajin
membaca buku-buku ilmiah
4.
Mangunjungi
ulama dan kalangan pemikir
5.
Mendengar
kaset dan video ilmiah
6.
Mengikuti
siaran qur’an dari radio dan TV
7.
Mengikuti
program-program ilmiah
8.
Membaca
info tentang islam
9.
Memanfaatkan
dengan baik materi ulama-ulama
Ingatlah bahwa disini kita harus: ikhlas,
rajin, mengamalkannya, dan membayar zakat untuk menunaikan hak ilmu kita.
Sarana
keempat: mengerjakan amalan-amalan iman
1.
Mengerjakan
ibadah wajib seoptimal mungkin
2.
Meningkatkan
porsi ibadah sunnah
3.
Peduli
dengan ibadah dzikir
Ingatlah antara: urgensi sholat lima waktu,
antara ibadah dan adat istiadat, sekadar mengetahui saja tidak cukup, selalu
berdzikir, memanfaatkan waktu ketika rajin, memanfaatkan tempat yang istimewa,
serta urgensi tawazun.
Sarana
kelima: memperhatikan aspek akhlak (Q.S.
Ali-Imran:148)
1.
Bijaksana
2.
Membersihkan
hati dari sifat tercela
3.
Meningkatkan
kualitas akhlak
4.
Bergaul
dengan orang-orang yang berakhlak mulia
5.
Memperhatikan
etika-etika umum
Sarana
keenam: terlibat dalam aktivitas dakwah
1.
Merasakan
kewajiban dakwah (Q.S. Yusuf:108)
2.
Menggunakan
setiap kesempatan untuk dakwah
3.
Kontinu
dan tidak berhenti
4.
Pintu-pintu
dakwah itu banyak
5.
Kerjasama
dengan pihak lain
Sarana
ketujuh: berjihad
1.
Sabar
adalah bekal bermujahadah
2.
Sumber
keinginan
3.
Bertahap
melakukan mujahadah
4.
Jadi
orang yang tidak lalai
5.
Siapa
yang mengambil keuntungan ketika bermujahadah
6.
Berdoa
dengan jujur terhadap Allah
Pengaruh tarbiyah dzatiyah:
Mendapatkan
keridhaan Allah dan surgaNya (Q.S. Al-Ghafir:40) dan (Q.S. Al-Kahfi:107)
Kebahagiaan
dan ketentraman (Q.S. An-Nahl:97) dan (Q.S. Thaha:124)
Dicintai
dan diterima Allah (Q.S. Maryam:96)
Kesuksesan
dan bimbingan
Terjaga
dari segala hal yang tidak disenangi (Q.S. Al-Hajj:38)
Keberkahan
dalam waktu dan harta
Sabar
atas semua penderitaan dan segala kondisi (Q.S. Al-Baqarah:155)
Perasaan
aman dalam jiwa (Q.S. Al-Ahqaf:13) dan (Q.S. Al-Fath:4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar