YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 20 Januari 2013

Self actualizers (Maslow)



Personality and Community Development (baca:PCD) adalah pelajaran yang paling saya suka pas kuliah. Dari situ saya dapet banyak ilmu mengenai karakteristik orang. Bahkan “lebih parahnya” lagi, saya ga cuma disiram ilmu, tapi juga dibentuk jadi pribadi yang lebih baik. Nah, ini saya punya salah satu materinya, silakan dibaca kakak :D

Beberapa ciri-ciri orang yang mencari jati diri menurut studi kasus Maslow:
  1. Pandangan yang efisien terhadap realitas. Mereka tidak membiarkan harapan dan keinginan mereka sendiri untuk mempengaruhi persepsi  mereka. Oleh karena itu, mereka itu mereka dapat mengetahui mana yang tipuan dan palsu.
  2. Penerimaan terhadap diri mereka, orang lain, dan takdir. Mereka menyadari bahwa orang-orang, termasuk mereka sendiri, bisa membuat kesalahan dan kerapuhan, dan mereka menerima itu sebagai fakta. Mereka tidak selalu menilai orang, mengategorikan orang baik atau buruk. Mereka menerima peristiwa alamiah, walaupun musibah, sebagai bagian dari hidup.
  3. Spontanitas. Kebiasaan mereka ditandai dengan kesederhanaan dan kejujuran. Mereka tidak berbohong atau mendesak untuk membuat sebuah pengaruh. Mereka percaya pada dorongan hati mereka.
  4. Berpusat pada permasalahan. Mereka memiliki ketertarikan pada masalah filosofis dan etika yang lebih besar. Persoalan kecil menarik hanya sedikit perhatian mereka.
  5. Daya tarik untuk menyendiri. Mereka nyaman dengan menyendiri.
  6. Kebebasan dalam budaya dan lingkungan. Mereka tidak mengikuti mode. Mereka lebih memilih untuk mengikuti minat sesuai ketetapan diri mereka.
  7. Melanjutkan kenyamanan dalam apresiasi. Mereka memiliki sebuah “otak pemula” untuk setiap kejadian, tidak masalah bagaimana umumnya, dialami sebagai waktu awal. Mereka mengapresiasi hal biasa dan menemukan kesenangan dan kekaguman dalam kesederhanaan.
  8. Lebih sering pada puncak pengalaman. Puncak pengalaman adalah sebuah perasaan sesaat dari keajaiban, kekaguman, dan visi, terkadang disebut “oceanic feeling.” Beberapa orang menyebut mereka sebagai “mystical experiences”, walaupun Maslow mengatakan mereka sering datang selama aktivitas harian biasa, seperti ketika joging atau memasak makan malam. Mereka adalah pengalaman-pengalaman istimewa yang muncul untuk menjadi berharga untuk orang yang mempunyai hal tersebut.
  9. Keinginan tulus untuk membantu ras manusia. Walaupun banyak pencari jati diri hebat dan merupakan orang penting dalam sejarah, orang biasa dapat mengaktualisasi dirinya dengan baik. Semua pencari jati diri, bagaimanapun juga cenderung memiliki kepedulian yang tinggi dan tulus untuk sesama manusia.
  10. Hubungan yang dalam dengan sedikit orang secara relatif. Walaupun mereka sangat peduli orang lain, mereka memiliki sedikit teman-teman yang relatif sangat baik. Mereka cenderung memilih menjadi orang-orang yang sangat pendiam dan membiarkan hanya sedikit orang untuk mengenal mereka.
  11. Nilai berdemokrasi. Mereka hormat dan menilai semua orang dan tidak pandang bulu dalam istilah melakukan stereotip tentang orang berdasarkan ciri-ciri superfisial, seperti bangsa, agama, jenis kelamin, dan umur. Mereka memperlakukan orang-orang lain secara perseorangan.
  12. Kemampuan untuk membedakan antara cara dan tujuan. Mereka senang melakukan sesuatu untuk tujuannya daripada melakukan sesuatu dengan simple untuk tujuan-tujuan dari aktivitas yang hanya dapat terpenuhi. Contohnya, mereka mungkin melakukan berkebun tetapi tidak terlalu banyak jumlah sayurannya, karena mereka mengambil kesenangan dalam proses berkebun tersebut.
  13. Makna filosofis dari humor. Kebanyakan humor adalah sebuah upaya untuk menciptakan kegembiraan dari keadaan bermutu rendah yang dirasakan oleh seseorang atau sekumpulan orang. Pencari jati diri tidak berfikir bahwa lelucon itu lucu. Malah apa yang mereka temukan lucu adalah contoh-contoh dari kebodohan orang secara umumnya. Selera humor mereka cenderung lebih kontemplatif dan berfilosofis.
  14. Kreatifitas. Kreativitas dapatlah pemikiran sebagai kemampuan untuk memandang keterkaitan-keterkaitan antara benda-benda-keterkaitan-keterkaitan yang tidak pernah dilihat seorang pun sebelumnya. Mereka lebih suka menjadi kreatif karena persepsi mereka yang masih fresh bahkan pada benda-benda yang biasa.
  15. Perlawanan kepada enkulturasi. Budaya memberi tahu kepada kita bagaimana untuk berperilaku, bagaimana untuk berpakaian, dan bahkan bagaimana untuk berinteraksi dengan orang lain. Para pencari jati diri tetap terpisah dari peraturan budaya wajib dan perlawanan yang tenggelam dalam kebutuhan masyarakat. Mereka sering mucul berbeda-beda dan bertindak dengan berbeda daripada berkerumun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar